Apakah Interview Masuk dalam Reference List (Daftar Pustaka)?


Beberapa kali ada yang menanyakan kepada saya secara personal atau lewat grup, “Apakah interview masuk ke dalam daftar pustaka?”

Dari beberapa sumber yang saya baca, personal interview (personal communication), tidak disebutkan pada daftar pustaka (reference list), tetapi cukup disebutkan pada note (body note untuk APA, atau pada footnote untuk Chicago Style). Jika menggunakan Mendeley, cukup lewat insert footnote biasa.

Interview pada APA Style

Wawancara pribadi tidak boleh dimasukkan dalam daftar referensi di APA. Wawancara pribadi tidak dianggap sebagai data yang dapat direcovery (tidak dapat ditemukan oleh peneliti lain). Jika harus merujuk wawancara pribadi ditulis sebagai kutipan dalam teks.

Contoh:

    Berikut ini sebuah hasil wawancara yang dilakukan oleh Fadlia, dkk. (2021):

    Syarifah seorang aktivis pemberdayaan perempuan (inteview, 31 Maret 2016), mengatakan bahwa dia merasa sangat tidak nyaman dengan tata letak dan fasilitas masjid dan musholla sebagai seorang wanita. Perempuan butuh ruangan yang lebih sejuk karena selain memakai baju dan jilbab, mereka juga memakai mukena. Ini bisa menyebabkan wanita merasa panas.

Atau

    Seorang aktivis pemberdayaan perempuan mengatakan bahwa dia merasa sangat tidak nyaman dengan tata letak dan fasilitas masjid dan musholla sebagai seorang wanita. Perempuan butuh ruangan yang lebih sejuk karena selain memakai baju dan jilbab, mereka juga memakai mukena. Ini bisa menyebabkan wanita merasa panas” (Syarifah, inteview, 31 Maret 2016).

Penjelasan detail tentang tentang cara menuliskan hasil interview dapat dilihat pada rujukan artikel ini.

Interview pada Chicago Style

Komunikasi pribadi, termasuk email dan pesan teks dan pesan langsung yang dikirim melalui media sosial, biasanya dikutip dalam teks atau dalam catatan saja; mereka jarang dimasukkan dalam daftar pustaka.

Contoh:

    Syarifah seorang aktivis pemberdayaan perempuan mengatakan bahwa dia merasa sangat tidak nyaman dengan tata letak dan fasilitas masjid dan musholla sebagai seorang wanita. “Perempuan butuh ruangan yang lebih sejuk karena selain memakai baju dan jilbab, mereka juga memakai mukena. Hal ini menyebabkan kemungkinan wanita merasa panas.”1


____________________
1 Syarifah, inteview, 31 Maret 2016.


Catatan:

Interview yang dapat dijadikan referensi (masuk dalam daftar pustaka) adalah interview yang dipublikasikan dalam portal resmi. 

Contoh:

Stamper, Kory. “From ‘F-Bomb’ to ‘Photobomb,’ How the Dictionary Keeps Up with English.” Interview by Terry Gross. Fresh Air, NPR, April 19, 2017. Audio, 35:25. http://www.npr.org/2017/04/19/524618639/from-f-bomb-to-photobomb-how-the-dictionary-keeps-up-with-english

Semoga bermanfaat.[HS]


Referensi:





0 Comments