Mengapa jurnal berbayar cenderung dianggap "Predatory Journal"?
Tidak semua jurnal berbayar bersifat predator, tetapi ada beberapa alasan mengapa jurnal berbayar lebih rawan dicurigai sebagai jurnal predator:
1. Model Bisnis APC (Article Processing Charges) Bisa Disalahgunakan
- Jurnal predator memanfaatkan model APC untuk meraup keuntungan tanpa memberikan layanan akademik yang layak (seperti peer-review yang ketat).
- Mengejar kuantitas, bukan kualitas, karena semakin banyak artikel yang diterbitkan, semakin besar pendapatan.
2. Kurangnya Transparansi Biaya dan Layanan
- Banyak jurnal predator tidak menyebutkan biaya publikasi secara jelas di awal.
- Biaya dikenakan meskipun proses review tidak dilakukan secara ilmiah.
3. Waktu Publikasi Sangat Cepat
- Jurnal predator sering menerima artikel dan menerbitkannya hanya dalam hitungan hari, yang mencurigakan dari sisi proses review dan editing.
4. Klaim Indeksasi dan Impact Factor Palsu
- Mereka sering mengklaim terindeks di pengindeks bereputasi, namun sebenarnya tidak.
Tapi, mengapa banyak jurnal yang legal dan berkualitas juga berbayar?
Banyak jurnal non-kampus dan sah. Mereka memerlukan biaya operasional dan karena itu menarik biaya dari penulis. Ini terutama berlaku untuk. Jurnal-jurnal open access berbasis swadana (self-funded), karena pengelolaan jurnal melibatkan biaya untuk: hosting situs, DOI, layout, editor, proofreader, hingga honorarium reviewer.
✔️ Jurnal berbayar yang tidak tergolong "predator' biasanya:
- Terindeks di database bereputasi (Scopus, WoS, DOAJ).
- Transparan soal biaya dan proses editorial.
- Menerapkan peer-review yang ketat dan terdokumentasi.
- Mengikuti standar etika prublikasi yang ditetapkan COPE (Committee on Publication Ethics) atau organisasi lainnya.
Tidak semua jurnal berbayar adalah jurnal predator, dan tidak semua jurnal predator bersifat berbayar. Penting untuk memahami perbedaannya.
1. Jurnal Berbayar
Jurnal berbayar biasanya mengacu pada model open access (akses terbuka) di mana:
- Penulis membayar Article Processing Charge (APC) agar artikel mereka bisa diakses bebas oleh publik.
- Jurnal-jurnal bereputasi seperti PLOS ONE, Nature Communications, atau Elsevier open access journals juga menerapkan model ini.
- Tujuannya adalah mendukung akses terbuka, bukan mengeksploitasi penulis.
2. Jurnal Predator
Jurnal predator adalah jurnal yang:
- Mengambil uang dari penulis tanpa memberikan layanan akademik yang layak, seperti peer review yang sah.
- Tidak memiliki dewan editorial yang kredibel atau tidak transparan.
- Biasanya berjanji proses cepat terbit, tanpa seleksi ketat.
- Bisa meniru nama jurnal bereputasi.
Perbedaan Utama
Aspek | Jurnal Berbayar (Reputasi Baik) | Jurnal Predator |
---|---|---|
Proses Review | Ketat dan transparan | Sering kali sangat cepat atau tidak ada |
Biaya (APC) | Jelas dan wajar | Terkadang terlalu tinggi atau tidak jelas |
Dewan Editorial | Terdiri dari ahli yang dikenal | Fiktif atau tidak jelas |
Publikasi Terindeks | Terindeks di Scopus, Web of Science, DOAJ | Tidak terindeks atau klaim palsu |
Tujuan | Ilmiah dan berbagi ilmu | Komersial, eksploitasi |
Kesimpulannya, jurnal berbayar bukan berarti jurnal predator. Namun, jurnal predator sering memakai model berbayar sebagai modus. Oleh karena itu, sangat penting untuk:
- Mengecek indeksasi jurnal (Scopus, WoS, DOAJ).
- Memverifikasi editorial board.
- Membaca ulasan atau blacklist (misalnya: daftar Beall’s List, Predatory Journal, dll).
0 Komentar